Tiba-tiba aku tersadar dari lamunanku saat mataku menangkap sosok dirinya yang berjalan ke arahku, entah sudah berapa puluh kali aku berpas-pasan dengannya, ingin kubuatkan senyum supaya bisa dilihatnya saat aku berpas-pasan dengannya, tapi dia tetap saja begitu, berjalan sambil menunduk saat dia melihatku berjalan ke arahnya. Lama kelamaan jengkel juga melihat dia berjalan sambil menunduk seperti itu saat berpas-pasan denganku, dan bila kuperhatikan, dia tidak seperti itu saat berpas-pasan dengan orang lain, terkadang aku ingin menjadi orang lain saja, supaya aku bisa melihat wajahnya.
Bahkan, saat sedang kumpul dan ngobrol di kantin kampus, dia yang begitu ceria dan bersemangat saat mengobrol dengan teman-temannya, bisa mendadak terdiam dan hanya sesekali tersenyum saat aku dan teman-temanku ikutan nimbrung obrolan dengan mereka. Pernah sekali kupandangi terus dirinya yang berada persis di depanku saat menunggu fotocopian materi kuliah, dia hanya menunduk dan hanya mengangguk dan menggeleng saat temannya menanyakan sesuatu, tak sekalipun matanya membalas tatapan mataku. "Orang yang aneh", begitu gumamku akhir-akhir ini setiap kali aku melihat dia. Hanya saja, sikapnya yang "aneh" itu justru membuat dia semakin lama semakin memenuhi isi kepalaku ini.
"woooiii...., raka, nilai UAS dah keluar tuh...!!!", teriakan robby memecahkan lamunanku,
"oh yaa...?, nilai gw bagus-bagus gak, robb?", tanyaku sambil duduk disampingnya,
"so pasti dong, ka...but, it's only on your dream hahahahaha....", balas robby sambil menepuk pundakku dan tertawa,
"ada yang ngulang gak gw, robb?", tanyaku lagi,
" mending loe liat aja deh sana, ka...banyak anak-anak kok disana",
"hmm..., yaudah deh, gw kesana dulu ya", jawabku sambil pergi meninggalkan robby yang mulai asyik memencet tombol-tombol HP.
Jalan di sepanjang koridor fakultas MIPA di sebuah universitas negeri di depok ini dipenuhi oleh mahasiswa-mahasiswa yang sengaja datang untuk melihat nilai, dan di sepanjang jalan menuju sekretariat jurusanku beragam ekspresi wajah kutemui, mulai dari yang tertawa karena hasil ujiannya bagus-bagus, dan yang murung karena hasil ujiannya hancur lebur. Ada yang senyum-senyum karena baru jadian padahal hasil ujiannya hancur lebur, mungkin buat mereka, yang penting adalah mereka sudah punya status dan belenggu predikat jomblo yang mengerikan sudah hancur bersama dengan hasil ujian mereka. Ada juga yang masih mondar-mandir dan masih sibuk membaca materi kuliah, mereka ini masuk kedalam kategori "to be or not to be", masih bersiap untuk mengikuti HER atau ujian susulan, atau dalam bahasa yang lebih mudah ; masih tanda tanya. Ada juga yang nangis sesenggukan, meraung-raung, meringis seperti orang kesakitan, mereka ini sudah pasti nilainya hancur lebur, dan baru saja di-PHK oleh pasangannya. Lain halnya dengan beberapa mahasiswa yang teriak-teriak dari atap gedung jurusan dan terkadang duduk termenung dengan pandangan yang kosong di pinggir koridor pembatas gedung kuliah di lantai 4, kebanyakan bahkan hampir semua dari kelompok mahasiswa jenis ini adalah laki-laki, dan mereka ini sudah pasti ujiannya hancur lebur, dan status mereka masih dalam belenggu jomblo yang mengerikan, kenapa mereka senang berada di ketinggian?, supaya mereka bisa melihat pasangan-pasangan dan terutama cewek-cewek di bawah dengan leluasa, sambil berandai-andai dan terus berandai-andai (lebay abis nih yang bagian ini, buat yang ngerasa, jangan tersinggung yah...!!! hohoho...!!!). Dan yang terakhir adalah mereka yang biasa-biasa saja, yang cuek dan tak acuh bahkan pada nilai ujian sekalipun, mau nilainya bagus atau nilainya jelek sekalipun, mereka seolah acuh tak acuh, mereka ini adalah mahasiswa-mahasiswa yang sebenarnya tak ingin kuliah di jurusan yang sekarang mereka masuki dan jalani, kebanyakan dari mereka masuk ke fakultas ini karena desakan orang tua, sebagian lagi karena tak masuk di pilihan pertama, sebagian lagi karena tak cukup biaya, dan sebagian lagi bingung saat ditanya kenapa mereka kuliah disini, mereka hanya bisa nyengir atau cengengesan. Buat mereka kampus ini seperti sebuah pulau, dan mereka seolah terdampar di sini. Dan kurasa, aku pun masuk ke dalam kategori orang yang terdampar di sini.
Tak terasa sampai juga aku di sekretariat jurusanku, banyak sekali orang dan ramai seperti pasar di waktu pagi, cenderung berisik.
(to be continued...)
Rabu, 26 November 2008
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar